Jumat, 16 Januari 2009

PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA

Kisah Para Rasul 20:28

???Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.???

Tidak ada gereja yang dapat berfungsi tanpa pemimpin-pemimpin yang ditetapkan. Oleh karena itu, seperti dinyatakan dalam Kis 14:23, orang tertentu diangkat untuk jabatan sebagai penilik jemaat atau penatua oleh orang percaya yang dipenuhi dengan Roh, yang mencari kehendak Allah lewat doa dan puasa, menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Roh Kudus dalam 1Tim 3:1-7 dan Tit 1:5-9. (sudah dibahas dalam fokus dua edisi sebelumnya). Dengan demikian, pada akhirnya Roh Kuduslah yang menetapkan seorang penilik jemaat dalam gereja. Pesan Paulus kepada para penatua di Efesus (Kis 20:18-35) merupakan nas terbaik yang memberikan prinsip-prinsip Alkitabiah tentang bagaimana berfungsi sebagai seorang penilik jemaat dalam gereja yang tampak (tugas mereka agak mirip dengan tugas para nabi-nabi PL), yaitu:

MEMPERKENALKAN IMAN

(1) Salah satu tugas utama dari seorang penilik ialah memberi makan kepada domba-domba Allah dengan mengajarkan Firman Allah. Mereka harus selalu ingat bahwa kawanan yang diberikan kepada mereka adalah umat Allah sendiri yang telah dibeli untuk diri-Nya dengan darah Anak-Nya yang mahal (bd. Kis 20:28; 1Kor 6:20; 1Pet 1:19; 2:9; Wah 5:9).

(2) Dalam Kis 20:19-27, Paulus menerangkan bagaimana dia melayani sebagai gembala jemaat di Efesus; dia telah memberitakan seluruh maksud Allah dengan mengingatkan dan mengajar orang Kristen Efesus dengan setia (Kis 20:27). Oleh karena itu, Paulus dapat mengatakan, “Aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun (Kis 20:26). Di dalam terjemahan versi Inggris NIV ayat ini berbunyi; “bahwa aku tidak bersalah atas darah semua orang.” Kata “darah” pada umumnya dipakai untuk menunjuk kepada pertumpahan darah, yaitu, kejahatan membunuh orang (bd. Kis 5:28; Mat 23:35; 27:25). Di sini yang dimaksudkan ialah: Pertama, jikalau seorang mati secara rohani dan hilang selama-lamanya, yang salah bukan rasul Paulus. Kedua, Jikalau para penilik jemaat tidak mau bertanggung jawab atas kebinasaan orang-orang di bawah pelayanan mereka, maka seluruh kebenaran Allah harus diberitahukan kepada mereka.

Para penilik jemaat dewasa ini juga harus memberitakan seluruh maksud Allah kepada gereja mereka. Mereka harus “memberitakan Firman ... nyatakan apa yang salah, menegur, dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran” (2Tim 4:2) serta menolak menjadi pengkhotbah yang berusaha menyenangkan hati orang dan hanya mengatakan apa yang mereka mau dengar (2Tim 4:3).

MENJAGA IMAN

Gembala yang sejati haruslah dengan rajin melindungi dombanya dari musuh-musuh mereka. Paulus mengetahui bahwa di masa yang akan datang, Iblis akan membangkitkan guru-guru palsu dari dalam gereja dan menyusupkan ke dalam jemaat penipu-penipu dari luar yang mengajar doktrin yang tidak Alkitabiah, pikiran duniawi dan gagasan-gagasan kafir humanistik. Keduanya akan menghancurkan iman umat Allah.

Paulus menyebut mereka “serigala-serigala yang ganas”, yang berarti mereka adalah kuat, sukar diatur, serakah, dan berbahaya (lih Kis 20:29), dipengaruhi oleh ambisi pribadi untuk mendirikan kerajaan mereka sendiri atau oleh keserakahan akan uang, kuasa atau popularitas (mis.Tim 1:6-7; 2Tim 1:15; 4:3-4; 3Yoh 1:9), para penyemu dalam gereja akan “memutarbalikkan” Injil sebagaimana terdapat dalam PB: (1) dengan menyangkal atau mengabaikan beberapa kebenaran asas; (2) dengan menambahkan berbagai ide humanistik, filsafat dan psikologi; (3) dengan mencampur ajaran dan praktik Injil dengan berbagai ajaran asing lainnya; (4) dan dengan bersikap menenggang terhadap kehidupan amoral yang bertentangan dengan kebenaran Allah (1Tim 4:1;Wahy 2:1-3:22).

Bahwa serigala-serigala ganas seperti itu masuk di kalangan jemaat serta melemahkan ajaran dan praktik rasuli di Efesus tampak dari 1Tim 1:3-4,18-19; 4:1-3; 2Tim 1:15; 2:17-18; 3:1-8. Surat-surat Penggem-balaan menyatakan bahwa penolakan secara umum terhadap ajaran rasuli mulai meningkat di seluruh propinsi Asia. (bd.Mat 10:16). Orang-orang semacam itu akan menarik orang dari ajaran Kristus kepada diri mereka sendiri dan injil mereka yang putar balik. Imbauan Paulus yang mendesak (Kis 20:25-31) meletakkan suatu kewajiban atas setiap pemimpin gereja untuk menjaga gereja sambil melawan semua orang yang hendak memutarbalikkan penyataan dasar dari iman PB.

Gereja yang sejati hanya terdiri atas mereka yang oleh kasih karunia Kristus dan persekutuan Roh Kudus setia kepada Tuhan Yesus Kristus dan Firman Allah. Oleh karena itu, sebagai aspek utama dari menjaga gereja, para pemimpin gereja harus mendisiplinkan dan menegur dengan kasih (Ef 4:15) serta dengan tegas membuktikan ketidakbenaran (2Tim 4:1-4; Tit 1:9-11) semua orang di dalam gereja yang “menyimpang dari kebenaran” (Kis 20:30) dengan mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan Firman Allah dan kesaksian para rasul.

Para pemimpin gereja, para gembala jemaat lokal dan para pengurus hendaknya mengingat bahwa Tuhan Yesus telah menjadikan mereka bertanggung jawab atas darah semua orang di bawah pengawasan mereka (Kis 20:26-27; bd. Yeh 3:20-21). Jikalau para pemimpin gagal memberitakan dan melakukan seluruh maksud Allah bagi jemaat (Kis 20:27), khususnya dalam menjaga kawanan itu (Kis 20:28), mereka tidak akan “tidak bersalah terhadap darah orang” (Kis 20:26 bd. Yeh 34:1-10). Sebaliknya, Allah akan menyatakan mereka bersalah atas darah semua yang terhilang karena para pemimpin menolak untuk melindungi kawanan itu dari mereka yang melemahkan dan memutarbalikkan Firman Allah. Dalam 2 Tim 1:14 menyebutkan bahwa para gembala sidang harus menjaga dan mempertahankan Injil yang dipercayakan kepada mereka sekalipun pada masa banyak orang meninggalkan iman PB (2Tim 3:13-15; 4:2-5; 1Tim 4:1).

Mereka harus mempertahankannya terhadap serangan sambil menantang gereja jikalau dicobainya mengesampingkan kebenarannya. Tugas ini penting untuk menjamin keselamatan bagi dirinya dan mereka yang dibinanya (lih. 2Tim 3:14-15. 1Tim 4:16"; Menjalankan kehidupan yang kudus (1Tim 4:12), tetap peka terhadap pekerjaan dan karunia Roh Kudus (1Tim 4:14), mengajarkan ajaran yang benar (1Tim 4:13,15-16), memelihara iman (1Tim 6:20;2Tim1:13-14) dan memperhatikan kehidupan rohani pribadi (1Tim 4:16) adalah lebih dari sekadar tanggung jawab pelayanan bagi Timotius. Semuanya ini penting bagi keselamatannya sendiri (yang sekarang dan yang kemudian: dan bagi mereka yang dilayani olehnya (bd. 2Tim 3:13-15).

Memelihara iman yang indah itu harus dilakukan dengan pertolongan Roh Kudus. Dialah yang mengilhamkan kebenaran yang tidak dapat bersalah dari Alkitab (lih. 2Tim 3:16; 2Pet 1:21) dan Dialah yang membimbing dan membela kebenaran (Yoh 16:13). Mempertahankan iman yang telah dipercayakan kepada orang-orang kudus (Yud 1:3) berarti tetap setia berdampingan dengan Roh Kudus (Yoh 14:17; 15:26-27; 16:13).

Dalam Wahyu 2:2 dinyatakan salah satu hal yang sangat diperhatikan Kristus seperti yang terungkap dalam pesan terakhir-Nya kepada ketujuh jemaat adalah bahwa mereka tidak undur karena bertoleransi terhadap guru-guru, nabi-nabi dan rasul-rasul palsu yang memutarbalikkan Firman-Nya atau yang melemahkan kuasa dan wewenang firman itu. Kristus memerintah jemaat-jemaat untuk menguji semua orang yang menyatakan memiliki kekuasaan rohani.Perhatikanlah kecaman Kristus terhadap jemaat-jemaat di Pergamus (Wah 2:14-16) dan Tiatira (Wah 2:20) karena menerima orang yang tidak setia kepada ke-benaran dan standar-standar Firman Allah dan bukan menolaknya. bd. 2Tim 1:14; Wah 2:2.

Menjalankan disiplin berhubungan dengan perkara teologis, doktrin, dan moral oleh dan kepada mereka yang bertanggung jawab atas pengarahan jemaat adalah sangat penting. Kemurnian doktrin dan hidup serta kesetiaan pada ketidaksalahan Alkitab harus dijaga dengan saksama dalam perguruan tinggi, sekolah Alkitab, seminari, lembaga penerbitan dan semua struktur organisasi gereja (2Tim 1:13-14).

Persoalan utama di sini adalah sikap seseorang terhadap pengilhaman ilahi Alkitab yang oleh Paulus disebut “firman kasih karunia-Nya” (Kis 20:32). Guru-guru, gembala-gembala dan pemimpin-pemimpin palsu akan berusaha untuk melemahkan kekuasaan Alkitab dengan pengajaran yang subversif dan prinsip-prinsip yang tidak alkitabiah. Dengan menolak kekuasaan penuh Alkitab, mereka menyangkal bahwa Alkitab adalah benar dan dapat dipercaya dalam semua yang diajarkannya (Kis 20:28-31;1Tim 4:1; 2Tim 3:8).

Dalam Gal 1:6, Guru-guru palsu telah datang kepada jemaat Galatia sambil berusaha mempengaruhi mereka untuk menolak ajaran Paulus dan menerima “suatu injil lain”. Injil mereka mengajar bahwa keselamatan meliputi bukan hanya percaya kepada Kristus, tetapi juga bergabung dengan agama Yahudi dengan jalan disunat (Gal 5:2), menaati hukum Taurat (Gal 3:5), dan merayakan hari-hari raya Yahudi (Gal 4:10). Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa hanya ada satu Injil yaitu, “Injil Kristus” (Gal 1:7). Injil itu telah sampai kepada kita melalui “penyataan Yesus Kristus” (Gal 1:12) dan pengilhaman Roh Kudus. Injil ini diterangkan dan diungkapkan dalam Alkitab, Firman Allah. Semua ajaran atau gagasan yang bersumber dari manusia, gereja, atau tradisi dan tidak dinyatakan atau tersirat dalam Firman Allah tidak boleh dimasukkan dalam Injil Kristus (Gal 1:11). Mencampur isi asli Injil dengan hal-hal itu ialah “memutarbalikkan Injil Kristus” (Gal 1:7).Orang-orang ini, demi kemurnian gereja, harus didisiplinkan dan dikeluarkan dari persekutuan jemaat (2Yoh 1:9-11) -ref. Gal 1:9

Gereja yang tidak turut merasakan perhatian yang berkobar-kobar dari Roh Kudus untuk kemurnian gereja (Kis 20:18-35), yang menolak untuk mempertahankan pendirian yang teguh tentang kebenaran, yang menahan diri dari mendisiplinkan mereka yang melemahkan kekuasaan Firman Allah tidak akan lama menjadi gereja menurut norma Perjanjian Baru. Gereja itu akan jatuh dalam kemurtadan dari penyataan semula Kristus dan para rasul, terjerumus makin jauh dari maksud, kuasa, dan kehidupan Perjanjian Baru.

Baik dari kitab Kisah Para Rasul maupun nas lainnya dalam PB kita memperoleh pengertian mengenai norma atau patokan-patokan yang diterima gereja PB:

1) Yang pertama dan utama ialah bahwa suatu gereja akan terdiri atas orang-orang yang dibentuk dalam jemaat setempat dan dipersatukan oleh Roh Kudus, yang dengan tekun mencari suatu hubungan pribadi dengan Allah dan Tuhan Yesus Kristus (Kis 13:2; 16:5; 20:7; Rom 16:3-4).

2) Melalui kesaksiannya yang berkuasa, orang berdosa akan diselamatkan, dilahirkan kembali, dibaptiskan dalam air dan dijadikan anggota jemaat; mereka akan mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus dan menantikan kedatangan Kristus (Kis 2:41-42; 4:33; 5:14; 11:24; 1Kor 11:26).

3) Baptisan dalam Roh Kudus akan diberitakan dan disampaikan kepada orang percaya yang baru serta kehadiran dan kuasa Roh akan dinyatakan (Kis 2:39).

4) Karunia-karunia Roh Kudus bekerja (Rom 12:6-8; 1Kor 12:4-11;Ef 4:11-12), termasuk tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat serta penyembuhan (Kis 2:18,43; 4:30; 5:12; 6:8; 14:10; 19:11; 28:8, Mark 16:18).

5) Allah memberikan kepemimpinan rangkap lima kepada gereja “untuk mem-perlengkapi orang-orang kudus bagi pe-kerjaan pelayanan” (Ef 4:11-12).

6) Orang percaya akan mengusir setan (Kis 5:16; 8:7; 16:18; 19:12, Mark 16:17).

7) Akan ada kesetiaan penuh kepada Injil, yaitu, ajaran asli Tuhan Yesus dan para rasul (Kis 2:42).

8) Pada hari pertama dari setiap minggu (Kis 20:7; 1Kor 16:2), jemaat lokal akan bertemu untuk berbakti serta membangun diri bersama melalui Firman Allah dan penyataan-penyataan Roh (1Kor 12:7-11, 1Kor 14:26; 1Tim 5:17).

9) Gereja akan berada di hadapan Allah yang kudus dengan kerendahan hati, kegentaran, dan kekaguman (Kis 5:11). Umat akan sangat memperhatikan kesucian gereja, sambil mendisiplinkan anggota yang berdosa dan guru-guru palsu yang tidak setia kepada iman alkitabiah (Kis 20:28; 1Kor 5:1-13).

10) Mereka yang bertekun dalam sifat kesalehan dan patokan-patokan kebenaran yang ditetapkan para rasul akan ditahbiskan sebagai penatua untuk menilik jemaat-jemaat lokal sambil memelihara kehidupan rohani mereka (Mat 18:15).

11) Demikian pula, gereja akan mempunyai para diaken yang bertanggung jawab atas berbagai urusan sekular dan jasmani (1Tim 3:8).

12) Di antara anggota-anggota jemaat akan tampak kasih dan persekutuan dalam Roh (Kis 2:42,44-46) bukan saja dalam jemaat lokal, tetapi juga antara jemaat-jemaat lain yang percaya Alkitab (Kis 15:1-31).

13) Gereja akan menjadi gereja yang berdoa dan berpuasa (Kis 1:14; Kis 6:4; 12:5; 13:2; Rom 12:12; Kol 4:2; Ef 6:18).

14) Orang percaya akan memisahkan diri dari pendapat dunia dan roh duniawi yang berlaku dalam kebudayaan di sekitarnya (Kis 2:40, Rom 12:2; 2Kor 6:17; Gal 1:4; 1Yoh 2:15-16).

15) Akan ada penderitaan karena dunia serta cara hidupnya (Kis 4:1-3; Kis 5:40; 9:16; 14:22).

16) Gereja akan menolong secara aktif mengirim misionaris ke negara lain (Kis 2:39; 13:2-4). Tidak ada satu pun gereja lokal yang berhak menyebutkan dirinya gereja menurut norma PB kecuali ada usaha untuk menjalankan keenam belas sifat ini dalam sidangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar