Minggu, 01 Februari 2009

DOSA

Pemahaman tentang dosa merupakan salah satu hal penting dalam iman Kristen. Ada orang Kristen yang meskipun sudah bertahun-tahun mengikut Kristus, tetapi terus hidup di dalam dosa.

Ada orang Kristen yang walaupun sudah bertobat dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat hidupnya, namun dia tetap merasa disiksa oleh rasa bersalah karena dosa-dosa masa lalunya. Ada beberapa orang Kristen berpendapat bahwa ketika seseorang masih kecil, maka segala dosa ditanggung oleh orangtuanya dan orang tersebut baru dapat bertanggung jawab terhadap dosanya sendiri, setelah mengikuti suatu acara gereja tertentu (sidi gereja).

Apa ajaran Alkitab tentang dosa? Apa yang dimaksud dengan dosa warisan? Apa yang dimaksud dengan dosa-dosa pribadi? Penjelasan di bawah ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan penting mengenai dosa, sehingga pemahaman ini akan menolong kita memiliki sikap yang sesuai dengan Firman Tuhan terhadap dosa.

II. ISTILAH

Dalam Perjanjian Lama kita dapat menemukan delapan kata dasar yang menunjuk tentang dosa. Kata-kata yang dimaksud adalah:

Khata :"tidak mengenai sasaran" (Keluaran 20:20; Amsal 8:36).

Ra :"menghentikan/ menghancurkan" (Kejadian 3:5; 38:7).

Pasha :"memberontak" (1 Raja-raja 12:9; Yesaya 1:2).

Awon :"perbuatan salah" (1 Samuel 3:13).

Shagag :"menyimpang" (Yesaya 28:7).

Asham :" dosa yang berhubungan dengan korban persembahan" (Imamat 4:13; 5:2-3).

Rasha :"kejahatan" (Keluaran 2:13; Mazmur :17).

Taah :"sengaja melakukan dosa" (Bilangan 15:22; Mazmur 58:4; Yesaya 53:6).

Dalam Perjanjian Baru ada dua belas istilah yang diterjemahkan dengan dosa, yakni:

Kakos :"buruk/ tidak baik" (Matius 21:41; Markus 7:21; Kisah para Rasul 9:13).

Ponkros :"kejahatan moral" (Matius 7:11; Kisah para Rasul 17:5; Roma 12:9).

Asebes :"hidup tanpa Allah" (Roma 1:18; 1 Timotius 1:9).

Enokhos :"kesalahan" (Matius 5:21-22; Markus 14:64).

Hamartia :"tidak bisa mencapai sasaran" (Matius 1:21; Yohanes 1:29).

Adikia :"tingkah laku yang tidak benar" (Roma 1:18; Lukas 16:9; Roma 6:13; 2 Tesalonika 2:10).

Anomos :"durhaka/ anti sosial" (Matius 13:41; 1 Timotius 1:9).

Parabates :"pelanggaran terhadap hukum" (Roma 3:23; Galatia 3:19).

Agnoein :"ibadah yang keliru" (Kisah para Rasul 13:27; Roma 2:4).

Planao :"menyimpang/ tersesat" (1 Petrus 2:25; Matius 24:5-6; 1 Yohanes 1:8).

Paraptoma :"pelangaran secara sengaja" (Roma 5:15-20; Matius 6:14; 2 Korintus 5:19).

Hipokrisis :"kemunafikan" (Galatia 2:11-21; 1 Timotius 4:2).

Dari berbagai istilah tentang dosa, baik yang terdapat dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru seperti yang disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dosa adalah : tidak mencapai sasaran, kebejatan, pemberontakan, kesalahan, memilih jalan yang tidak benar, kejahatan, penyimpangan, keadaan tidak beriman, perbuatan jahat, pelanggaran terhadap hukum dan kesengajaan meninggalkan jalan yang benar.

III. DOSA WARISAN

Semua manusia yang dilahirkan berada dalam keadaan berdosa. Pandangan yang menyatakan seolah-olah bayi dilahirkan dalam keadaan bersih tanpa dosa, tidaklah sesuai dengan Alkitab (Mazmur 51:7) Mengapa manusia sudah berdosa sejak dalam kandungan ibu? Hal ini dapat dijawab dengan memahami penjelasan tentang dosa warisan atau dosa awal.

Secara sederhana ada yang mengartikan dosa warisan sebagai suatu keberadaan yang diwarisi dari orang tua, orang tua mewarisi dari orang tua mereka, demikian seterusnya hingga sampai kepada Adam dan Hawa. Jadi dosa warisan dipahami sebagai dosa yang berasal dari Adam dan berakibat terjadinya kemerosatan moral dalam diri manusia yang ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dosa warisan itu membentuk tabiat dosa dalam diri manusia dan mempengaruhi pikiran : pikiran menjadi bejat dan tercela (Roma 1:28), dibutakan (2 Kor 4:4), pengertian gelap dan terpisah dari Allah (Efesus 4:18). Emosi manusia merosot dan tercemar (Roma 1:21,24,26; Titus 1:15). Kehendak diperbudak oleh dosa (Roma 6:20, 7:20).

Dosa warisan mengakibatkan manusia mengalami kematian secara rohani. Dengan kemampuan sendiri manusia tidak dapat berhubungan dengan Allah. Dosa telah memisahkan manusia dengan Allah (Efesus 2:1-3). Apabila kematian rohani ini tetap dialami oleh seseorang,maka pada waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua untuk menghakimi semua manusia, orang tersebut akan mengalami kematian kekal (Wahyu 20:11-15).

Alkitab menunjukkan pengharapan kepada manusia yang ingin terbebas dari dosa warisan tersebut. Kematian Kristus diatas kayu salib sudah menebus dosa itu dan membebaskan orang yang percaya dari ikatan dan budak dosa (Roma 6:18; Galatia 5:24). Bersama dengan Kristus, hidup lama kita sudah tersalib dan kita hidup dalam hidup yang baru (2 Kor 5:17). Selain itu Roh Kudus yang berdiam dalam diri orang percaya, akan menyanggupkan kita untuk menang dari dosa dalam kehidupan sehari-hari.

IV. DOSA-DOSA PRIBADI

Dosa pribadi adalah dosa yang dilkukan seseorang. Setiap orang melakukan dosanya sendiri. Dosa-dosa pribadi ada yang diperbuat secara terang-terangan seperti berdusta (1 Yoh. 1:6) dan berbagai bentuk dosa yang secara khusus tertulis dalam Galatia 5:19-21; penyembahan berhala, sihir, perseteruan, irihati, amarah dan kepentingan diri sendiri. Ada juga dosa yang terjadi di dalam pikiran kita seperti ketamakan, perzinahan, (Matius 5:27-28; 2 Kor 10:5; Kolose 3:5-6).

Dalam Perjanjian Lama nampaknya ada penjelasan tentang penggolongan dosa. Maksudnya adalah dosa digolongkan sebagai dosa kebodohan dan dosa pemberontakan. Jadi ada dosa yang dianggap sebagai akibat dari kebodohan atau ketidaktahuan (Imamat 4:2) dan dosa yang dianggap sebagai pemberontakan (Bilangan 15:30-31). Dalam Perjanjian Baru, kita juga menemukan ayat yang membuat pembedaan antara dosa yang tidak dapat diampuni (Matius 12:31-32), dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa yang mendatangkan maut (1 Yohanes 5:16).

Akibat dari dosa-dosa pribadi itu adalah hilangnya persekutuan yang harmonis, baik dengan sesama manusia terjadinya kebencian, permusuhan, kepahitan) maupun dengan Allah (tertuduh dengan rasa bersalah, doa yang hambar dan hilangnya sukacita). Hal-hal ini dapat diatasi dengan kesadaran akan dosa itu dan menyelesaikannya dengan Tuhan dan sesama melalui pengampunan (Efesus 1:7) dan pengakuan (1 Yohanes 1:9).

V. PERJUANGAN ORANG PERCAYA TERHADAP DOSA

Tidaklah benar jika ada orang yang beranggapan bahwa seolah-olah orang yang sudah percaya kepada Kristus tidak lagi berbuat dosa. Haruslah diakui bahwa sebelum kita percaya kepada Kristus, hidup kita sudah terbiasa melakukan berbagai hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Kita sudah ahli dalam berbuat dosa. Setelah kita percaya, maka ada godaan dan tantangan yang kadangkala membuat kita menang tetapi bisa juga kalah dan kemudian melakukan dosa.

Alkitab memang menganjurkan tentang hidup dalam kekudusan (1Petrus 1:15), tetapi pemahaman kekudusan yang dimaksud, bukanlah hidup tanpa dosa, melainkan lebih kepada pemahaman hidup yang dewasa di dalam Kristus. Untuk menjadi dewasa di dalam Kristus, ukurannya adalah hidup dalam terang (1 Yohanes 1:7; 2:6; 3:24). Jika kehidupan Kristen kita seperti ini, maka kita akan menang terhadap dosa.

Agar supaya orang percaya tidak jatuh ke dalam dosa, maka ada beberapa hal penting untuk diperhatikan, yaitu:

Pergunakan senjata Allah untuk menghadapi berbagai tipudaya dan godaan dunia serta iblis. (Efesus 6:13-18).

Sadar dan waspada selalu (1 Petrus 5:8)

Menyalibkan kedagingan (sifat melawan Allah) dalam diri kita (Galatia 5:24)

Hidup kita penuh dengan Firman Tuhan, karena Firman itu berkuasa mencegah kita berbuat dosa (Mazmur 119:11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar